MWA UM memiliki hak untuk mengangkat perangkatnya sendiri. Badan kelengkapan atau BK dibentuk berdasarkan analisis kebutuhan kedepannya dan salah satu usaha untuk mencoba memaksimalkan tatanan fundamental. BK MWA UM merupakan salah satu bentuk framing MWA UM sekaligus sebagai penghubung ke lembaga eksekutif. Terdapat 4 bidang dalam Badan Kelengkapan MWA UM yaitu Sekjend, Kastrat, Humas, dan Medinfo. Nantinya MWA UM yang dibantu oleh BK akan mengawal berbagai isu. Terdapat 5 prioritas isu yakni:

  1. Peraturan MWA (PMWA) dan kebijakan lainnya,
  2. Sarana dan prasarana,
  3. Ketercapaian 8 IKU,
  4. RKAT UNY tahun 2023,
  5. Isu nasional di bidang pendidikan tinggi.

“Apakah dari Mas Ryan menuntut untuk menghilangkan terkait penambahan golongan UKT dan tarif layanan? Apakah uang dari pemerintah lebih sedikit dari PTN-BLU?” tanya salah satu mahasiswa FMIPA UNY.

“Setiap pelaksanaan sidang yang akan terlaksana harus memiliki narasi yang kuat untuk dibawakan. Kebetulan rektor ini termasuk dalam MWA. Ketika UNY masih menjadi PTN-BLU, anggaran yang didapatkan berasal dari hasil pemeringkatan seluruh universitas negeri di Indonesia. Jadi, banyak sedikitnya anggaran yang didapat ditentukan oleh hasil pemeringkatan tersebut. Ketika UNY menjadi PTN-BH, maka kampus dituntut untuk mencari income-nya sendiri. Membuka lahan bisnis membutuhkan modal yang tidak sedikit dan menjadi PR untuk UNY dalam memenuhi kebutuhan operasional. Lembaga pendidikan ini belum expert terhadap hal bisnis, terlebih untuk menimbang dalam hal rugi atau untung,” jawab Ryan selaku MWA UM UNY.

Pada setiap sidangnya, MWA UM menerima insentif sebesar Rp425.000,00. Income yang didapat MWA UM fluktuatif, tergantung dari banyaknya sidang yang terlaksana. Paling banyak 2 kali dalam sebulan. Ryan Maulia Muhammad belum pernah menggunakan insentif tersebut untuk kepentingan pribadi. Insentif tersebut digunakan untuk biaya operasional BK MWA UM itu sendiri karena badan kelengkapan tidak mempunyai dana anggaran operasionalnya. Tidak ada fasilitas motor yang diberikan dan ini hanya hoax.

“Perlu amanah untuk insentif yang diberikan. Alangkah baiknya hal tersebut digunakan untuk hal-hal yang berguna,” kata Ryan.

“Dari aku sendiri tidak masalah dan siap membawa teman-teman BEM dan DPM untuk mengawal isu,” ungkap MWA UM UNY.

Politik manipulatif mungkin dapat terjadi di universitas kita tercinta. Untuk itu, kolaborasi antar elemen perlu dilakukan untuk pengawalan setiap isu yang terjadi. Menurut pernyataan Ryan tersebut, MWA UM siap untuk berkolaborasi dan mengeskalasikan terhadap isu yang ada.

Selegkapnya pada link berikut ini https://bit.ly/ForumDiskusi1Pandhawa