MENGAKRABKAN SAINS DENGAN MEDIA

oleh:  Mohamad Aziz Ali

(Sekjend BEM FMIPA UNY periode 2012-2013)

Definisi Sains

          Apa perbedaan antara sains dan media? Sangat banyak tentunya perbedaan yang menjelaskan pengertian keduanya. Hal ini karena media berasal dari bahasa latin medius yang berarti “tengah”, perantara atau dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2002 : 3), berupa sarana komunikasi dalam bentuk cetak, video, audio, maupun online, sedangkan sains, berdasarkan webster new collegiate dictionary adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi di alam. Satu hal lagi, perbedaan antara media dan sains ialah persepsi orang dalam mencerna kedua hal tersebut, khususnya orang Indonesia, yang secara tidak sadar mencerminkan “alergi” atau kurangnya minat dan kesadaran akan pentingnya sains. Contoh sederhananya, coba saja cerna definisi media dan sains diawal paragraf ini. Nuansa apa yang pembaca secara umum rasakan ketika membandingkan definisi antara keduanya?

            Perbedaan tadi tentu tidak menarik untuk di diskusikan, dan yang memicu pemenuhan kebutuhan diskusi justru pertanyaan: Apa hubungan sains dan media? Melihat fenomena kemajuan sains yang menjadi pilar kemajuan dan kemandirian suatu bangsa, seperti yang terjadi di China, Jepang, Jerman, bahkan mantan negara berkembang sekaliber India, menjadi sangat menarik dan  penting untuk mendiskusikan dua entitas yang seakan berbeda ini, namun menyimpan relasi antara keduanya: sebuah relasi pertemanan.

            Sangat menarik, melihat pengaruh media yang begitu penting dan cepatnya merasuki kehidupan seseorang atau sekelompok  masyarakat. Wajar saja mengingat saat ini merupakan era teknologi informasi. Simaklah bagaimana masyarakat saat ini lebih terpengaruh oleh isu-isu yang berkembang di media massa seperti koran dan berita televisi. Perhatikan pula bagaimana remaja, dan bahkan berbagai kalangan terbius oleh arus media jejaring sosial seperti facebook, twitter, plurk dan lain-lain. Hal-hal tersebut cukup luas menjangkau berbagai lapisan masyarakat, melintasi batas pulau, kota, dan desa ditanah air. Fenomena itu menunjukkan bahwa media begitu berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat saat ini.

            Berdasarkan hal diatas maka sains harus akrab dengan media agar wawasan sains benar-benar masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehingga timbul manfaat dari pemahaman sains yang tinggi. Hal inilah yang tercipta di negara-negara maju seperti Jepang. Sebagai negara maju, masyarakat Jepang secara umum memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena minat baca dan rasa ingin tahu masyarakatnya yang tinggi, serta didukung oleh banyaknya bahan bacaan mengenai sains. Buku-buku ini tidak hanya berupa text book yang digunakan oleh mahasiswa dan pelajar, tetapi juga berupa buku sains yang ditulis secara populer, yang ditujukan untuk masyarakat luas. Selain itu, media masa, baik media cetak maupun media elektronik, juga memberikan kontribusi yang banyak dalam peningkatan pengetahuan masyarakat Jepang, melalui pemberian informasi di bidang sains. Bercermin dari Jepang, ternyata sains dan media merupakan kolaborasi yang mengantarkan masyarakat Jepang menjadi mandiri dan maju seperti saat ini.

Di Indonesia, tingkat pengetahuan dan minat pada sains masih rendah. Salah satu diantara penyebabnya adalah kurangnya informasi mengenai sains yang mudah didapatkan, baik berupa media masa cetak ataupun informasi yang disajikan oleh media elektronik seperti TV. Oleh karena itu, perlu media yang gencar menyampaikan informasi dan pengetahuan tentang sains, misalnya berupa buku, tayangan televisi, artikel di media cetak dan media online. Buku sains populer dan artikel di media cetak memang sudah ada ditengah-tengah masyarakat kita, namun jumlahnya masih sangat kecil dibandingkan di negara-negara maju.

Kemandirian serta daya saing bangsa akan terangkat, bila pendidikan dan penelitian sains mampu meningkatkan kualitas pendidikan serta mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Pendidikan secara umum dan meyeluruh bagi masyarakat ialah melalui media, khususnya media massa. Penyampaian media untuk membudayakan sains pada masyarakat akan mampu menciptakan motivasi berkarya dan sikap mandiri masyarakat dalam memecahkan permasalahan serta mencapai cita-cita bangsa, karena sumber daya alam yang potensial telah kita miliki, dan sumber daya manusia kita bukan tak mampu untuk menciptakan dan menemukan buah sukses dari pohon bernama sains. Sudah saatnya sains meyebar dan meresap kedalam kehidupan masyarakat melalui sentuhan yang membelajarkan melalui media. Ya, sains harus lebih akrab berteman dengan media.

DAFTAR PUSTAKA

Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanis. Yogyakarta: Kanisius

Dodi Nandika, dkk. 2006. Universitas, Riset dan Daya Saing Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Anonim. 2011. Definisi Sains, (online), (http://sains.amalgofa.info/definisi-sains.html, diakses tanggal 25 Maret 2011)