Aku tulis sajak ini untuk menghibur hatimu 

Sembari kau tenggelam dalam diamm 

Kenangkanlah pula bahwa kita ditantang 100 dewa

100 dewa dalam kemelaratan,

100 dewa teman kebejatan,

100 dewa karib pengkhianatan,

100 dewa dalam ketidakadilan,
Tak perlu lagi diam
Tak perlu lagi menangis
Juga tak perlu lagi kau lemah lunglai
lemas tak berdaya,
menguap segala tenaga

Kau bertulang besar,
Kau berdada lebar,
Kau bertenaga
Kau pun sebenarnya bukanlah pemuda yang bodoh

Hanya saja,
kau selalu diam
kau memilih menangis saja
lemah
tak berdaya

Tidakkah kesadaranmu bangun tegak
Lihatlah pelangi Indonesia
Suram
Terlalu banyak hitam, miskin warna putih
Apalagi merah, jingga, kuning, hijau, biru,nila, ungu

Sekali lagi,
Kau hanya memilih diam
Diammu tanpa kata dan laku
Kaku.
Mati saja sekalian

Kau…….

Kau adalah Pemuda!
Tak pantaslah kau berlaku kaku
Janganlah mau, meskipun 100 dewa merayu

Bangkitlah,
Bersatu,
Gandenglah satu-satu untuk Bergerak maju

Kini giliranmu
Ini kesempatanmu
Ini adalah waktumu
Tak usahlah ragu, meski 100 dewa merayumu

Tetap berdiri tegar di puncak harapan
Pandangan lurus ke depan melibas semua tantangan
Pancangkan semangat menghujam dada
Tersenyum indah untukmu…Indonesia

Kini giliranmu
Ini kesempatanmu
Ini adalah waktumu
Tak usahlah ragu, meski 100 dewa merayumu
Tetaplah berlaku,

berlaku nan indah
Hingga hitam putih Indonesia menjelma jadi warna-warni pelangi
Indah…
Seirama dalam harmoni.

11 Februari 2012 
 Imaroh Syahida, dalam sadar 
 Kadept Kominfo Bem FMIPA2012