Aku tulis sajak ini untuk menghibur hatimu
Sembari kau tenggelam dalam diamm
Kenangkanlah pula bahwa kita ditantang 100 dewa
100 dewa dalam kemelaratan,
100 dewa teman kebejatan,
100 dewa karib pengkhianatan,
100 dewa dalam ketidakadilan,
 Tak perlu lagi diam
 Tak perlu lagi menangis
 Juga tak perlu lagi kau lemah lunglai
 lemas tak berdaya,
 menguap segala tenaga
 
 Kau bertulang besar,
 Kau berdada lebar,
 Kau bertenaga
 Kau pun sebenarnya bukanlah pemuda yang bodoh
Hanya saja,
kau selalu diam
kau memilih menangis saja
lemah
tak berdaya
Tidakkah kesadaranmu bangun tegak
 Lihatlah pelangi Indonesia
 Suram
 Terlalu banyak hitam, miskin warna putih
 Apalagi merah, jingga, kuning, hijau, biru,nila, ungu
Sekali lagi,
Kau hanya memilih diam
Diammu tanpa kata dan laku
Kaku.
Mati saja sekalianKau…….
Kau adalah Pemuda!
 Tak pantaslah kau berlaku kaku
 Janganlah mau, meskipun 100 dewa merayu
Bangkitlah,
Bersatu,
Gandenglah satu-satu untuk Bergerak maju
Kini giliranmu
 Ini kesempatanmu
 Ini adalah waktumu
 Tak usahlah ragu, meski 100 dewa merayumu
Tetap berdiri tegar di puncak harapan
Pandangan lurus ke depan melibas semua tantangan
Pancangkan semangat menghujam dada
Tersenyum indah untukmu…Indonesia
Kini giliranmu
 Ini kesempatanmu
 Ini adalah waktumu
 Tak usahlah ragu, meski 100 dewa merayumu
 Tetaplah berlaku,

berlaku nan indah
Hingga hitam putih Indonesia menjelma jadi warna-warni pelangi
Indah…
Seirama dalam harmoni.
 
 