by admin | Oct 23, 2025 | Uncategorized |
Pada sabtu (27/09/2025) bertempat di rumah Ibu Surani ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten menjadi tempat kegiatan praktik dan pengolahan produksi abon lele dan nugget lele Desa prawatan yang diselenggarakan oleh TIM PPK Ormawa BEM FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program PPK Ormawa yang bertujuan memberdayakan masyarakat desa melalui peningkatan keterampilan dalam pengolahan hasil perikanan, khususnya ikan lele, sehingga dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan membuka peluang usaha baru bagi warga Desa Prawatan.
Acara dihadiri oleh berbagai pihak penting, diantaranya Perangkat Desa, Konsultan Halal Indonesia serta kelompok sasaran PKK dan KWT Desa Prawatan.
Dalam praktik pengolahan, Auliya Windi Natriansyah, Inneda Berta Anggraini, Retno Rahmatiah Wijoyono, sebagai penanggung jawab program, menjelaskan dan mendampingi praktik pengolahan abon lele dan nugget lele hingga proses packaging produk olahan secara langsung. Kegiatan berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme, ditandai dengan semangat ibu-ibu PKK dan KWT ketika kegiatan berlangsung.
Melalui program ini, kelompok sasaran diharapkan dapat mengembangkan keterampilan yang diperoleh untuk menciptakan produk olahan lele berkualitas yang dapat dipasarkan secara lebih luas, baik di tingkat lokal maupun melalui pemasaran digital. Serta terciptanya kemandirian ekonomi dan penguatan potensi desa melalui diversifikasi produk perikanan yang bernilai tambah.
by admin | Oct 23, 2025 | Uncategorized |
Pada sabtu (04/10/2025) bertempat di Balai Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten menjadi tempat kegiatan workshop digital marketing yang diselenggarakan oleh TIM PPK Ormawa BEM FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program PPK Ormawa yang bertujuan memberdayakan masyarakat desa melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pengembangan usaha dan potensi lokal desa. Workshop ini menghadirkan narasumber dari Grab dan bekerja sama dengan Rumah BUMN Yogyakarta, sebagai bentuk kolaborasi untuk memperkuat literasi digital masyarakat.
Adapun kelompok sasaran kegiatan ini meliputi Kelompok Wanita Tani (KWT), PKK, dan Karang Taruna Desa Prawatan. Peserta mendapatkan materi mengenai strategi pemasaran digital, pemanfaatan media sosial untuk promosi produk, pembuatan konten kreatif, serta pengelolaan toko online sebagai upaya meningkatkan daya saing produk lokal di era digital.
Rasa bangga turut disampaikan oleh Ibu Martini, selaku anggota KWT, karena melalui program pengolahan ikan lele menjadi abon dan nugget yang dirancang dalam konsep circular economy, masyarakat dapat memperoleh nilai tambah dari hasil budidaya perikanan. Dijelaskan bahwa keterampilan pengolahan tersebut tidak hanya memberikan variasi produk pangan yang bergizi dan disukai anak-anak, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi ibu-ibu di desa.
Beliau berharap agar keterampilan yang telah diberikan dapat terus dilatih dan dikembangkan, sehingga produk olahan berbasis lele ini mampu menjadi ikon desa, meningkatkan ekonomi keluarga, serta mendukung terciptanya desa yang mandiri dan berdaya saing.
Melalui program ini, kelompok sasaran diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dalam memanfaatkan media digital sebagai sarana promosi dan pemasaran produk lokal secara lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang strategi digital marketing, anggota KWT, PKK, dan Karang Taruna dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan daya saing produk, serta memperkuat branding potensi desa.
by admin | Oct 23, 2025 | Uncategorized |

Desa Prawatan – Sabtu, 13 September 2025 & Selasa, 23 September 2025, sebagai wujud nyata pengabdian kepada masyarakat, Tim PPK Ormawa BEM FMIPA UNY melaksanakan kegiatan Workshop Budidaya Lele dengan Sistem Bioflok Terintegrasi Hidroponik Berbasis IoT di Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini berlangsung dalam dua sesi, yaitu penyuluhan pada Sabtu, 13 September 2025 dan praktik lapangan pada Selasa, 23 September 2025.
Suasana Penyuluhan yang Menghidupkan Semangat
Rangkaian acara diawali dengan penuh khidmat melalui menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan Ketua Tim PPK Ormawa, sambutan Sekretaris Desa Prawatan Bapak Sriyanto, serta arahan dari Tim Kemahasiswaan UNY. Kehangatan suasana semakin terasa ketika acara berlanjut ke sesi inti, di mana warga bersemangat mendengarkan materi yang disampaikan oleh para pembicara.
Hadir sebagai narasumber utama, Bapak Ahmad Ardan Ardiyanto, pemilik Dewaponik, seorang praktisi sekaligus inovator hidroponik yang telah dikenal luas hingga tingkat nasional. Reputasi beliau sebagai pionir hidroponik modern di Indonesia membuat kehadirannya begitu dinanti. Dalam penyuluhannya, beliau tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga berbagi pengalaman sukses mengembangkan hidroponik hingga mampu menembus pasar nasional. Materi yang disampaikan meliputi pengelolaan kolam bioflok, teknik perawatan hidroponik, serta strategi mengintegrasikan keduanya untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi desa. Antusiasme warga luar bias banyak yang mengajukan pertanyaan, mencatat langkah-langkah teknis, hingga berdiskusi mengenai peluang usaha berbasis hidroponik bioflok yang bisa mereka terapkan.
Selain itu, Tim Penanggung Jawab Bioflok PPK Ormawa UNY yang terdiri dari Dwi Retno Agustina, Salsabila Maryam, dan Hilal Indra Soerja turut memberikan materi tentang penerapan teknologi IoT dalam sistem bioflok. Mereka memperkenalkan konsep feed and care berbasis sensor yang memungkinkan pemberian pakan otomatis dan pemantauan kualitas air secara real-time. Inovasi ini langsung menarik perhatian warga karena dinilai sangat membantu peternak ikan untuk menghemat waktu sekaligus meningkatkan efisiensi.
Praktik Lapangan yang Membuka Wawasan
Keseruan berlanjut pada Selasa, 23 September 2025, ketika mahasiswa bersama masyarakat melakukan praktik langsung. Warga Desa Prawatan, baik bapak maupun ibu, tampak antusias bahkan tidak segan ikut turun tangan mencoba berbagai tahapan.
Praktik meliputi tiga kegiatan utama:
- Penyemaian Hidroponik – peserta mempraktikkan cara menanam sayuran dengan sistem hidroponik, yang lebih ramah lingkungan dan hemat lahan.
- Fermentasi Bioflok – warga dilatih memanfaatkan mikroorganisme untuk menjaga kualitas air kolam, sehingga lele tumbuh sehat tanpa membutuhkan banyak penggantian air.
- Pengelolaan IoT Feed and Care – mahasiswa mendampingi warga dalam penggunaan perangkat IoT untuk pakan otomatis dan monitoring kolam, sehingga teknologi benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Suasana kebersamaan begitu terasa. Gelak tawa, rasa ingin tahu, serta semangat mencoba menghiasi jalannya praktik. Mahasiswa tidak hanya menjadi fasilitator, tetapi juga belajar langsung dari masyarakat mengenai kearifan lokal yang dimiliki warga desa.
Suara dari Masyarakat dan PPL
Warga Desa Prawatan memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Mereka merasa mendapat ilmu baru yang sebelumnya tidak pernah mereka bayangkan. Ibu Ambar salah satu Kelompok Wanita Tani Desa Prawatan menuturkan: “Baru kali ini kami bisa belajar langsung teknologi modern untuk budidaya lele. Kami harap kegiatan seperti ini terus berlanjut agar desa kami semakin maju.”
Selain itu, Ibu Dwi Bodro, selaku PPL Perikanan Kecamatan Jogonalan, menyampaikan pesan penuh makna: “Dengan adanya program ini semoga bisa menambah ekonomi masyarakat, dimana program yang sangat menarik dengan menggabungkan hidroponik dan bioflok yang terdapat adanya IoT juga.”
Pernyataan tersebut semakin menegaskan bahwa workshop ini bukan hanya sekadar berbagi wawasan, melainkan juga membuka peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi pertanian modern.
Dengan berakhirnya praktik lapangan, kegiatan Workshop Budidaya Lele Sistem Bioflok Terintegrasi Hidroponik Berbasis IoT resmi ditutup dengan penuh rasa syukur. Kegiatan ini membuktikan bahwa sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dapat menghadirkan perubahan nyata dari sekadar kolam lele tradisional menuju smart farming berbasis teknologi.
Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal bagi Desa Prawatan untuk berkembang menjadi desa perikanan dan pertanian modern yang produktif, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Desa Prawatan, 23 September 2025
Tim PPK Ormawa BEM FMIPA UNY
TIM Mahasiswa PPK Ormawa BEM FMIPA UNY:
Ayunda Puspitasari, Auliya Windi Natriansyah, Desna Rafli Anggayana, Dewa Ngakan Gede Mahadewa, Dwi Retno Agustina, Hilal Indra Soerja, Inneda Berta Anggraini, Khusni Amri, Latif Rikza Hakim W, Nasyaa Zahrotul Jannah, Nasywa Safira Ardhani, Nurmala Jati, Rabani Adiet Pratama, Retno Rahmatiah Wijoyono, dan Salsabila Maryam
Dosen Pendamping:
Prof. Dr. Tien Aminatun, S.Si., M.Si.
by admin | Sep 16, 2025 | Uncategorized |
Yogyakarta – Bidang Sosial dan Politik BEM FMIPA UNY sukses menyelenggarakan diskusi Pandhawa #4 dengan tema “Stabilitas Kurikulum Pendidikan: Dampak ‘Ganti Menteri, Ganti Kurikulum’ terhadap Guru dan Siswa” pada Senin, 25 Agustus 2025. Acara yang dihadiri oleh 52 peserta ini menghadirkan Bapak Santo Mugi Prayitno, M.Pd., sebagai narasumber untuk membedah isu strategis tersebut.
Dalam pemaparannya, Bapak Santo menegaskan bahwa kurikulum merupakan kompas utama dalam dunia pendidikan yang berfungsi menentukan arah dan kompetensi siswa. Beliau meluruskan anggapan bahwa setiap pergantian menteri selalu mengganti kurikulum. Faktanya, saat ini Indonesia menjalankan dua kurikulum secara paralel, yaitu Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka.
“Sekolah memiliki kewenangan penuh untuk memilih dan mengembangkan kurikulum yang paling tepat sesuai kebutuhannya, atau yang kita sebut sebagai Inovasi Daerah (Inoda),” jelasnya. Namun, beliau menekankan bahwa kesuksesan sebuah kurikulum tidak lepas dari sinergi antara sekolah, guru, orang tua, dan kurikulum itu sendiri. Kurikulum Merdeka yang berbasis karakter dan fleksibel pun perlu terus dievaluasi secara kolektif oleh semua pemangku kepentingan.
Sebagai calon guru, mahasiswa FMIPA UNY diingatkan untuk tidak hanya fokus pada penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga mulai mengasah kompetensi soft skill. “Mulailah mengolah emosi dan menerapkan sopan santun dalam setiap interaksi, termasuk saat nanti berhadapan dengan wali murid,” pesannya.
Sesi Interaktif: Pertanyaan Kritis dari Peserta
Diskusi semakin hidup ketika memasuki sesi tanya jawab. Fina Istifada, seorang peserta yang sedang menjalani praktik mengajar, membagikan pengalamannya menghadapi siswa yang kurang semangat dan lebih menyukai pembelajaran berbasis game. Ia juga mempertanyakan kebenaran isu bahwa siswa tidak boleh tidak naik kelas.
Menanggapi hal ini, Bapak Santo menjelaskan bahwa kebijakan tidak naik kelas memang diperbolehkan sebagai opsi terakhir. “Namun, prosesnya harus transparan. Sekolah wajib mencari akar masalah melalui home visit dan berkoordinasi dengan orang tua serta pihak terkait seperti KPAI. Semua langkah ini harus terdokumentasi dengan baik sebagai bentuk pertanggungjawaban profesional guru,” tegasnya.
Pertanyaan lain datang dari Dewa Ngakan Gede Mahadewa yang menyoroti kebingungan di kalangan orang tua akibat perbedaan antara K-13 dan Kurikulum Merdeka. Ia menanyakan langkah konkret dari Dinas Pendidikan dan LPTK dalam menyikapi hal ini.
Narasumber memaparkan bahwa di Kota Yogyakarta, setiap sekolah wajib mempresentasikan kurikulumnya kepada Dinas di awal tahun. “Dinas melakukan evaluasi berkala setiap tiga bulan untuk memastikan perkembangan siswa, termasuk dalam hal literasi dan karakter. Untuk mengatasi tantangan seperti perbedaan kemampuan guru dalam teknologi, kami menggunakan pendekatan yang berbeda dan menyederhanakan konsep. Strategi utamanya adalah melibatkan semua guru dan fokus pada proses pembelajaran yang mendalam, bukan sekadar hasil,” jelas Bapak Santo.
Acara yang diselenggarakan di Ruang Sidang 3 FMIPA UNY ini ditutup dengan kesimpulan bahwa komunikasi dan kolaborasi yang erat antar semua pihak adalah kunci untuk menstabilkan dinamika kurikulum dan memastikan tujuan pendidikan nasional tercapai.
by admin | Sep 16, 2025 | Uncategorized |
Prawatan, 6 September 2025 – Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, kini melangkah maju dalam era digital melalui peluncuran website desa bernama PRAJA (Prawatan Jaya). Inovasi ini digagas oleh Tim PPK Ormawa BEM FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai upaya mendukung transparansi, memperkuat identitas desa, serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Prawatan Jaya (PRAJA) merupakan program pemberdayaan masyarakat Desa Prawatan, Klaten, yang digagas BEM FMIPA UNY 2025 untuk menciptakan desa mandiri, adaptif, dan berdaya saing. Fokus utama program ini adalah pembangunan ketahanan pangan berbasis Integrated Agri-Aquaculture System dengan dukungan teknologi Internet of Things (IoT) dan pemetaan lahan menggunakan GIS. PRAJA mengintegrasikan budidaya lele bioflok dengan hidroponik, sehingga limbah budidaya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair tanaman. Selain itu, masyarakat didampingi dalam pembuatan pakan ikan dari sekam padi untuk mendukung ekonomi sirkular.
Program ini juga mengembangkan website desa sebagai pusat informasi dan promosi produk, serta mendorong diversifikasi hasil pertanian dan perikanan menjadi produk olahan bernilai tambah seperti beras, selada hidroponik, nugget, abon, hingga ikan segar. Pemasaran dilakukan melalui e-commerce maupun saluran distribusi offline. Lebih dari itu, website PRAJA diharapkan mampu menjadi sarana administrasi digital, pemetaan lahan, serta ruang publikasi berbagai kegiatan desa yang dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat. Dengan inovasi ini, PRAJA berupaya menjadikan Desa Prawatan lebih maju, sejahtera, dan berkelanjutan
Dalam sambutanya , Ayunda selaku Ketua Pelaksana menegaskan pentingnya website desa sebagai sarana transparansi, pendataan administrasi, pemetaan lahan, dokumentasi program kegiatan, hingga pemasaran produk unggulan desa.
“Dengan pengelolaan website yang baik, kami berharap dapat membantu meningkatkan pendapatan petani, memperluas jangkauan pasar, serta memperkuat identitas Desa Prawatan di era digital. Harapan kami, para pemuda-pemudi desa mampu secara mandiri mengelola website ini sehingga manfaatnya dapat dirasakan berkelanjutan,” ungkap Ayunda.
Dalam prosesnya, para pemuda-pemudi Desa Prawatan dilibatkan secara aktif melalui sesi praktik pengelolaan website yang dipandu langsung oleh tim. Kegiatan ini bertujuan agar generasi muda mampu mengambil peran dalam mengelola website secara mandiri sehingga kebermanfaatannya dapat berkelanjutan.
Selain menghadirkan teknologi, peluncuran website PRAJA juga menjadi momentum mempererat sinergi antara mahasiswa, perangkat desa, dan masyarakat. Harapannya, kerja sama ini tidak berhenti hanya pada program, melainkan terus berkembang sebagai upaya nyata membangun desa yang transparan, mandiri, dan berdaya saing di era digital.