Pemuda untuk Negeri

Pemuda untuk Negeri

Oleh : Linda Armitasari

11

Pemuda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pemuda berarti, orang muda. Pengertiannya sederhana, memang. Akan tetapi, makna kata ‘Pemuda’ memiliki esensi yang sangat tajam dan konstruktif. Pasalnya, satu langkah pemuda merupakan titik tumpuan harapan bangsa.
Daya juang pemuda ibarat “Terik matahari pada siang hari.” Kita bisa membayangkan bagaimana panasnya. Begitu pula dengan semangat ke-pemudaan. Tak gentar, obesesi untuk terus dan terus maju telah menjadi harga mutlak dalam hidupnya.
28 Oktober 1928, merupakan hari lahirnya SUMPAH PEMUDA. Dalam kongres pemuda II tersebut, telah menyatukan para pemuda se-nusantara untuk mengikrarkan tiga sumpah pengikat.
“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
“Bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.” Jelas sekali, kalimat ini memilki esensi persatuan bangsa. Dan, ini akan terwujud tergantung dari seberapa besar kekuatan dan ikatan pemuda itu sendiri dalam perjuangan menuju persatuan.
Dalam momentum (28-Okt) itu pun telah menyatukan perjuangan jong Ambon, jong Java, jong Batak, jong Celebes, jong Sumatranen Bond dan beberapa organisasi kepemudaan lainnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sehingga, dari sini dapat ditarik kesimpulan mendasar bahwa ikatan dan komitmen para pemuda menjadi tolak ukur kemajuan bangsa.
Wahai Pemuda, Kini bukan saatnya diam manis dengan realita yang ada , Namun aksi nyatalah, bukti cinta kepada bangsa
Indonesia menitipkan perjuangan ini
Maka, BANGKITLAH,  BERSATULAH
Hingga Indonesia mengatakan,
Aku bangga denganmu, wahai Pemuda … !!

Pemuda?  Itu Aku!

Pemuda? Itu Aku!

 

Oleh : Rizki Ageng Mardikawati

10

 

“Beri aku sepuluh orang tua maka akan ku cabut Semeru dari akarnya. Tapi beri aku satu pemuda, maka akan ku guncangkan dunia!”
Perkataan Soekarno tersebut tentunya tak asing lagi di telinga kita. Kalimat motivasi yang mengindikasikan betapa pentingnya seorang pemuda bagi kemajuan suatu bangsa. Ya. Satu saja. Jika satu saja –dalam kalimat tersebut- sudah bisa mengguncangkan dunia, bagaimana jika dua, tiga, sepuluh, tiga puluh, seratus, bahkan seribu pemuda? Kau tahu betapa luar biasa potensi kemanfaatannya, Kawan.

Pemuda. Hampir tiga per empat bumi Indonesia ini dihuni oleh pemuda. Pemuda, dengan segala potensinya yang memang masih muda: Semangatnya, kecerdasannya, idealismenya, daya juangnya, dan cita-cita luhurnya. Pemuda, dengan segala kekuatan dan keyakinan dirinya. Pada masa-masa inilah pemuda seorang manusia mencapai titik terdahsyatnya. Ia akan bisa melakukan apa saja karena segala sesuatu terlihat rasional di matanya.
Miris, ketika melihat tayangan berita di televisi, bahwa pengguna rokok, narkoba dan minuman keras sebagian besar adalah pemuda. Sedih, saat mendengar kabar bahwa pelaku tawuran dan kerusuhan pun sebagian besar adalah pemuda. Ya, walaupun sepenuhnya hal tersebut bukanlah kesalahan mereka, namun fakta-fakta itu terbukti memunculkan pesimisme dalam tubuh bangsa. Kapan Indonesia bisa berjaya jika pemuda-pemudanya menghancurkan masa mudanya?

Kawan, kita adalah pemuda. Segala sesuatu ada di tangan kita. Kita dianggap sebagai generasi yang mampu menentukan ke mana arah layar perahu kita bermuara. Kita adalah sang Pilot yang bebas menentukan ke mana laju pesawat yang sedang kita bawa. Mari menjadi pemuda cerdas yang bermanfaat dan berguna. Pilih lingkungan yang baik Kawan, yang bisa menumbuhkan dan membuat hidup penuh kebermanfaatan. Sedang, teman yang baik adalah mereka yang mengingatkan ketika kita bebuat salah dan memacu kita untuk berbuat lebih demi perbaikan.
Bayangkan jika saat ini ada satu, sepuluh, seratus, bahkan seribu pemuda yang bertekad untuk hidup lebih baik. Niscaya, kesejahteraan bukan sekedar utopia bagi negara kita. Ya, dengan cinta kita. Dengan kerja – kerja kita.
Kitakah pemuda harapan bangsa itu? Semoga. Bangkitlah Pemuda! Pelangi harmoni Indonesia menunggumu untuk segera berkarya.

Masa muda usiaku kini, warna hidup tinggal kupilih,
Namun aku telah putuskan, hidup di atas kebenaran
(Masa Muda, EdCoustic)

Calon wakil rakyat idealnya dari rakyat dan untuk rakyat ?!

Calon wakil rakyat idealnya dari rakyat dan untuk rakyat ?!

 Calon Wakil Rakyat, Idealnya

dari dan untuk Rakyat

pmilu

Pemilu Umum (Pemilu), suatu ajang yang akan kembali menjadi trend topik di dunia politik. Bagaimana tidak, pemilu merupakan suatu gerbang menjadi Winnable Candidite.  Sejatinya, bukanlah pemimpin yang membawa nama partai, akan tetapi pemimpin yang membawa nama rakyat.

Dalam pesta menjelang pemilu, berbagai terobosan dimainkan oleh partai politik untuk memenangkan calon yang siap diusung menjadi kandidat wakil rakyat. Misalnya, Money Politic. Politik uang ini, mungkin tidak asing lagi di tengah masyarakat dan sudah menjadi rahasia umum. Dan melalui politik inilah calon wakil menjadi publik pigure yang menang popularitas. Permainan itu didukung karena memang umumnya calon wakil rakyat notabene dari kalangan – kalangan yang ber-duit. Seolah – olah tanpa uang, tanpa suara. Hal yang sangat memperihatinkan. Bagaimana hak memilih bebas untuk menentukan pilhan ‘terpaksa’ dibeli dengan materi. Jika ini yang terjadi maka asas ‘bebas’ berdasarkan Ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor III/MPR/1988 tentang pemilihan umum belum terealisasi. Karena dalam asas ini  setiap warga negara berhak memilih bebas tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. Sehingga dapat menjalankan haknya sesuai dengan hati nurani.

(more…)