PERDAMAIAN DALAM KEBHINNEKAAN

“Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, kalimat tersebut tentu terdengar tidak asing lagi. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, tak jarang orang yang sudah mendengar kalimat tersebut. Namun, apakah kalian tau apa maksud dari kalimat tersebut? Tentu kalian pasti tau kalau kalimat tersebut merupakan bunyi dari Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika ini merupakan semboyan bangsa Indonesia. Lalu apakah kalian tau mengapa kalimat tersebut dapat tercetuskan? Karena semboyan tersebut dianut Indonesia, tentunya tercetusnya kalimat tersebut tidak lepas dari latar belakang bangsa Indoensia. Menurut Deta (2020), semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Persatuan dan kesatuan dalam sebuah bangsa tentu sangat penting adanya, apalagi bagi bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke. Menurut Putri (2018), di Indonesia memiliki 652 bahasa dan 1.340 suku, yang mana suku Jawa lah suku terbesar dengan total 41% dari total populasi yang ada di Indonesia. Sementara suku Sunda adalah kelompok terbesar kedua di negeri ini. Pembagian dan penghitungan jumlah suku di Indonesia sendiri sebenarnya tidak mutlak karena perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan lain sebagainya. Tentunya angka tersebut bukanlah angka yang kecil. Apabila antar-suku tidak berjalan beriringan serta tidak bersatu, tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia akan runtuh, seperti pepatah yang mengatakan “Bersatu teguh, bercerai runtuh”. Oleh karenanya dianut semboyan tersebut untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

Agar persatuan dan kesatuan tercapai, tentu diperlukan sikap toleransi yang tinggi, bukan hanya antar-suku saja tetapi juga antar-agama, antar-budaya, dan lain sebagainya. Menurut KBBI toleransi adalah sifat atau sikap toleran antara dua kelompok yang berbeda saling berhubungan dengan penuh kedamaian. Mewujudkan sikap toleransi ini juga bukan perkara yang mudah. Tidak sedikit kerusuhan terjadi akibat rendahnya kesadaran akan toleransi. Menurut berita yang ditulis Welianto (2020) dalam Kompas.com, selama 14 tahun setelah masa reformasi setidaknya ada 2.398 kasus kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia. Dari jumlah kasus tersebut sebanyak 65 persen berlatar belakang agama. Sementara sisanya kekerasan etnik sekitar 20 persen, kekerasan gender sebanyak 15 persen, kekerasan seksual ada 5 persen.

Untuk mewujudkan sikap toleransi tentunya harus ada rasa saling menghargai dan menghormati antara perbedaan yang ada. Contohnya Indonesia dengan mayoritas penganut agama Islam harus menghargai dan menghormati agama non-Islam sebagai minoritas di Indonesia. Seperti sikap saling menjaga dan menimbulkan rasa aman ketika beribadah. Selain itu sikap toleransi juga dapat diwujudkan dalam hal lain, seperti berteman tanpa memandang perbedaan, menolong orang tanpa melihat perbedaan, dan masih banyak lagi. Dengan demikian, tidak akan ada lagi perbedaan terutama pada kaum mayoritas dan minoritas karena semua dapat bersama berjalanan beiringan dengan memegang teguh tujuan bangsa sehingga semboyan Bhinneka Tunggal Ika tetap dapat berdiri tegak menyokong perbedaan yang ada. Oleh karenanya mari wujudkan sikap tenggang rasa diantara perbedaan yang ada untuk mewujudkan Indonesia dalam kedamaian.

 

Daftar Pustaka

Deta, A. 2020. Sejarah dan Makna Bhinneka Tunggal Ika. Bola.net. Diakses pada 13 November 2020 melalui https://www.bola.net/lain_lain/sejarah-dan-makna-bhinneka-tunggal-ika-929078.html.

Kamus Besar Bahasa Indonesia V. 2020. Toleransi. Diakses pada 14 November 2020 melalui aplikasi KBBI V.

Putri, L.M. 2018. Uniknya Hidup di Indonesia, Miliki 652 Bahasa Daerah dan 1.340 Suku. Oketravel. Diakses pada 13 November 2020 melalui https://travel.okezone.com/read/2018/08/19/406/1938553/uniknya-hidup-di-indonesia-miliki-652-bahasa-daerah-dan-1-340-suku#:~:text=Uniknya%20Hidup %20di%20Indonesia%2C%20Miliki%20652%20Bahasa%20Daerah%20dan%201.340%20Suku,-Lifia%20Mawaddah%20Putri&text=SUKU%20dan%20bahasa% 20merupakan%20salah,dari%20suatu%20wilayah%20atau%20negara.

Welianto, A. 2020. Kasus Kekerasan yang Dipicu Masalah Keberagaman di Indonesia. Kompas.com. Diakses pada 13 November 2020 melalui https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/190000569/kasus-kekerasan-yang-dipicu-masalah-keberagaman-di-indonesia?page=all.