Oleh : Rizki Ageng Mardikawati

10

 

“Beri aku sepuluh orang tua maka akan ku cabut Semeru dari akarnya. Tapi beri aku satu pemuda, maka akan ku guncangkan dunia!”
Perkataan Soekarno tersebut tentunya tak asing lagi di telinga kita. Kalimat motivasi yang mengindikasikan betapa pentingnya seorang pemuda bagi kemajuan suatu bangsa. Ya. Satu saja. Jika satu saja –dalam kalimat tersebut- sudah bisa mengguncangkan dunia, bagaimana jika dua, tiga, sepuluh, tiga puluh, seratus, bahkan seribu pemuda? Kau tahu betapa luar biasa potensi kemanfaatannya, Kawan.

Pemuda. Hampir tiga per empat bumi Indonesia ini dihuni oleh pemuda. Pemuda, dengan segala potensinya yang memang masih muda: Semangatnya, kecerdasannya, idealismenya, daya juangnya, dan cita-cita luhurnya. Pemuda, dengan segala kekuatan dan keyakinan dirinya. Pada masa-masa inilah pemuda seorang manusia mencapai titik terdahsyatnya. Ia akan bisa melakukan apa saja karena segala sesuatu terlihat rasional di matanya.
Miris, ketika melihat tayangan berita di televisi, bahwa pengguna rokok, narkoba dan minuman keras sebagian besar adalah pemuda. Sedih, saat mendengar kabar bahwa pelaku tawuran dan kerusuhan pun sebagian besar adalah pemuda. Ya, walaupun sepenuhnya hal tersebut bukanlah kesalahan mereka, namun fakta-fakta itu terbukti memunculkan pesimisme dalam tubuh bangsa. Kapan Indonesia bisa berjaya jika pemuda-pemudanya menghancurkan masa mudanya?

Kawan, kita adalah pemuda. Segala sesuatu ada di tangan kita. Kita dianggap sebagai generasi yang mampu menentukan ke mana arah layar perahu kita bermuara. Kita adalah sang Pilot yang bebas menentukan ke mana laju pesawat yang sedang kita bawa. Mari menjadi pemuda cerdas yang bermanfaat dan berguna. Pilih lingkungan yang baik Kawan, yang bisa menumbuhkan dan membuat hidup penuh kebermanfaatan. Sedang, teman yang baik adalah mereka yang mengingatkan ketika kita bebuat salah dan memacu kita untuk berbuat lebih demi perbaikan.
Bayangkan jika saat ini ada satu, sepuluh, seratus, bahkan seribu pemuda yang bertekad untuk hidup lebih baik. Niscaya, kesejahteraan bukan sekedar utopia bagi negara kita. Ya, dengan cinta kita. Dengan kerja – kerja kita.
Kitakah pemuda harapan bangsa itu? Semoga. Bangkitlah Pemuda! Pelangi harmoni Indonesia menunggumu untuk segera berkarya.

Masa muda usiaku kini, warna hidup tinggal kupilih,
Namun aku telah putuskan, hidup di atas kebenaran
(Masa Muda, EdCoustic)